Saturday, October 8, 2011

URGENSI ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN


URGENSI ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN

1.      Arti Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
2.      Membahas tentang urgensi pendidikan dan ilmu pendidikan
3.      Ilmu pendidikan sebagai science / pengetahuan

I.     ARTI PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Sebelumnya marilah kita pahami dulu istilah pendidikan (paedagogie) dan ilmu pendidikan (paedagogiek), kedua istilah itu mempunyai makna yang berlainan “ilmu pendidikan” mempunyai makna sama dengan istilah “paedagogiek”. Sedangkan, “pendidikan” sama dengan istilah “paedagigie”. Sekarang apakah perbedaannya ?
1.      Ilmu Pendidikan (Paedagogiek)
Ilmu pendidikan lebih menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan, pemikiran bagaimana sebaiknya system pendidikan, tujuan pendidikan materi pendidikan, sarana  dan prasarana pendidikan, cara penilaian, cara penerimaan siswa, guru yang bagaimana, evaluasi. Jadi, disini lebih menitik beratkan pada teori.
2.      Pendidikan (paedagogie)
Pendidikan diartikan sebagai penekanan pada aspek belajar mengajar dan lebih menekankan dalam hal praktek. Tetapi, keduanya tidak bisa dipisahkan secara jelas, dan harus dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan.
a.       Arti pendidikan secara etimologi
Paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya arah, dan “again” artinya membimbing. Jadi, paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.
b.      Secara definitive pendidikan (paedagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan :
1.      Ki Hajar Dewantoro
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
2.      Langeveld
Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang didasari dan dilaksanakan dengan senagja antara orang dewasa dengan anak / yang belum dewasa.
3.      GBHN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Menurut pandangan penulis, pendidikan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggungjawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus – menerus.
Pada umumnya masalah pendidikan dapat dibahas melalui 2 segi :
1)   Segi pengertian pendidikan
a.       Dari segi epistimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “Paedagogike” yang terdiri dari dua kata yaitu : “Paes” yang berarti “anak” dan “ago” yang berarti aku membimbing. Jadi, paedagogike berarti aku membimbing anak. Jika kata ini diartikan secara simbolis, maka perbuatan mendidik yang tugasnya hanya untuk membimbing saja, dan kemudian ada suatu saat harus melepaskan anak itu kembali (ke dalam masyarakat).
b.      Dari segi essensial, mendidik dapat dirumuskan sbb :
1)        Prof. Dr. M.Y. Langeveld : mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usahanya membimbing anak, agar supaya menjadi dewasa.
2)        Prof. Y.H.E.Y. Hoogeveld: mendidik adalah membantu anak, supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggungan sendiri.
3)        Dr. Sis Hyster : mendidik adalah membantu manusia dalam pertumbuhan, agar ia kelak mendapat kebahagiaan batin yang sedalam-dalamnya yang dapat tercapai olehnya dengan tidak mengganggu orang lain.
4)        Prof. S. Brojo Nagoro : mendidik adalah member pertumbuhan kepada manusia  yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya suatu kedewasaan dalam arti jasmani dan rohani.
Dari keempat rumusan tentang mendidik, dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan adalah : pengaruh, bantuan atau tuntutan yang diberikan oleh orang yang bertanggungjawab kepada anak didik.
(prof. Zahara Idris MA. Dasar-dasar Kependidikan. Angkasa : Bandung. 1984, hal 9-10)
Selanjutnya dalam setiap rumusan Nampak adanya dua pengertian : tugas / fungsi mendidik dan intense / tujuan mendidik. Dalam intense itulah kita dapatkan tugas pembentukan terhadap pribadi anak didik, dan tugas lain adalah menyerahkan kebudayaan kepada generasi berikutnya (generasi muda) dan mempunyai sifat reseptif, selektif dan continous. Maka setiap pergantian generasi selalu ada inovasi, selalu terdapat perubahan dan perkembangan.
2)   Segi pendangan pendidikan terhadap sasarannya
Pendidikan terhadap ssasarannya dititik beratkan pada anak didik. Anak didik adalah manusia muda, manusia yang masih dalam taraf potensial, manusia yang belum sampai pada tahap maksimal. Maka dari itu, pendidikan atau mendidik itu disebut suatu perbuatan funsamental. Pelaksanaan pendidikan adalah perjumpaan diantara aktifitas pendidik dan aktifitas anak didik.
Disamping itu, pendidikan juga memandang bahwa anak didik itu memiliki sifat-sifat individualitas, sosialitas, moralitas d an unisitas.

II.      URGENSI PENDIDIKAN
-       Secara mikro
1.      Segi Anak
Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali. Sehingga anak sangat memerlukan bantuan tuntunan maupun dorongan dari orang lain demi mempertaruhkan hidup dengan mendalami belajar setahap demi setahap untuk memperoleh kepandaian, keterampilan dan pembentukan sikap.
2.      Segi Orang tua
Orang tua sangat berperan penting dalam pendidikan anak, sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat dipelihara dan dididik sebaik-baiknya.

-       Secara Makro
Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting untuk menciptakan seorang individu  yang mandiri. Antara lain : to know, to do, to be, to life together.

III.   URGENSI ILMU PENDIDIKAN
-            Untuk Pengembangan Individu
1.         Adanya kemampuan dan potensi dasar yang ada pada manusia, seperti intelek, imaginasi, fantasi, sikap, kehendak dan dorongan.
2.         Adanya usaha pengembangan potensi, sehingga terwujud kemampuan yang nyata yang sudah dimiliki oleh kehidupan manusia dari generasi- kegenerasi.
Atas dasar itu pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, tidak mungkin dapat dijumpai suatu kehidupan masyarakat adanya kegiatan pendidikan.

-            Bagi Pendidik Pada Umumnya
Dengan memahami pendidikan pedidik dapat memudahkan praktek pendidikan dengan bekal ilmu pendidikan sehingga praktek pendidikan dapat teratur dan sistematis menuju tujuan yang ditetapkan dan dengan rasa kecintaan pada diri pendidik terhadap tugasnya, terhadap anak didik dan terhadap kebenaran.
Seorang tokoh dari Negeri Kincir Angin (Belanda) yang bernama Lingthart mengatakan : pendidikan adalah soal kecintaan, kebijaksanaan dan kesabaran. Kebijaksanaan dan kesabaran berkembang subur, apabila didukung oleh kecintaan.
Urgensi ilmu pendidikan bagi pendidik juga dapat menghindari dari banyak kesukaran dan kesalahan dalam melaksanakan praktek pendidikan.

-            Arti Penting Bagi Pembangunan Bangsa
Dengan bekal ilmu pendidikan disetiap individu akan menjadikan pembangunan bangsa yang lebih berkembang dan maju. Begitu pentingnya pendidikan, maka  pemerintah telah berusaha keras untuk meningkatkan usaha pemerataan pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan disetiap tingkat pendidikan, meningkatkan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan pendidikan disemua jenjang pendidikan.





IV.   ILMU PENDIDIKAN SEBAGAI SCIENCE (ILMU PENGETAHUAN)
a.       Ilmu pendidikan memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan harus mempunyai syarat adanya obyek ilmu pendidikan, metode penelitian dan sistematika.
1.      Obyek Ilmu Pendidikan
a.    Obyek material
Pendidikan merupakan aktifitas / kegiatan si pendidik secara sadar membawa anak didik kea rah kedewasaan. Anak didik adalah manusia, berarti obyek ilmu pendidikan adalah manusia. Tetapi, menusia juga mejadi objek ilmu-ilmu social selainnya. Dimana manusia adalah obyek material ilmu pendidikan.
b.    Obyek Formal
Adapun obyek formal ilmu pendidikan adalah problema-problema yang menyangkut apa, siapa, mengapa, dimana. Bilamana hubungannya dengan usaha membawa anak didik pada suatu tujuan. Dengan kata lain, obyek formal ilmu pendidikan adalah kegiatan manusia dalam usahanya membawa / membimbing manusia lain kepada kearah kedewasaan, yaitu terlepas dari ketergantungan kepada manusia lain.
2.      Metode  Penelitian
Metode penelitian misalnya adalah metode eksperimen yang digunakan untuk menyelidiki dalam bidang metode pengajaran system pendidikan dan lain-lain. Dalam menganalisa data digunakan metode kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan datanya dengan pola berfikir induktif.digunakan Ilmu pendidikan praktis sedang pola berfikir deduktif digunakan ilmu pendidikan teoritis.
3.      Sistematika
Dengan menggolongkan problema atau berbagai masalah ke dalam beberapa unsure komponen dan dengan pembahasan masalah demi masalah ilmu pendidikan, menunjukkan bahasa ilmu pendidikan itu telah menggunakan sistematika.
Para ahli berbeda dalam menyusun sistematika ilmu pendidikan dan juga ilmu – ilmu yang lain, seperti :
a.    Dr. M.J. Langevedl dalam bukunya “Beknople Theorische Paedagogiek”
b.    John Dewey dalam bukunya “Democraty and Education” dan sebagainya.
Dengan demikian, ilmu pendidikan telah memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu pengetahuan, maka ilmu pendidikan terhitung sebagai ilmu pengetahuan yang otonom (yang berdiri sendiri).

b.      Kedudukan Ilmu Pendidikan Pada Ilmu Pengetahuan
Dari masake masa Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan banyak ilmu pengetahuan baru yang muncul memisahkan diri dari induknya. Munculnya ilmu pengetahuan baru itu karena memenuhi syarat maka ia berhak berdiri sendiri.
Apabila kita perhatikan pembagian / penggolongan ilmu pengetahuan menurut beberapa tokoh, dapat kita ketahui kedudukan ilmu pendidikan pada ilmu pengetahuan sebagai berikut :
1.      Menurut Dr. Sutari Imam Bernadib dan Drs. Piet A Sahertian
Menurut Dr. Sutari, ditinjau dari segi pengalaman ilmu pendidikan termasuk empirical science.
Ilmu pengetahuan empiris ialah ilmu pengetahuan yang terkait dengan obyek tertentu yang terdapat dalam pengalaman. Ilmu pengetahuan empiris terbagi menjadi dua :
a.       ilmu-ilmu pengetahuan alam
b.      ilmu-ilmu pengetahuan rohani
Dari segi lain, ilmu pendidikan cenderung kepada ilmu pengetahuan praktis, karena yang diuraikan didalam ilmu ini cenderung untuk dilaksanakan.

c.       Hubungan Teoritis dan Praktis
Hubungan teoritis dan praktek sangat erat, sebab teori pendidikan sebenarnya berasal dari realitas sehari-hari. Realitas pendidikan sehari-hari diselidiki, dikumpulan, dibandingkan, dianalisa dan disimpulkan. Sehingga, terbentuklah teori pendidikan. Teori praktek saling mempengaruhi dan membantu artinya, teori pendidikan dapat digunakan untuk mengontrol praktek pendidikan dan praktek pendidikan dapat menggunakan teori pendidikan. Bahkan, Mangkunegoro IV dalam bukunya Wedakama menyatakan “Ngelmu itu lakone kanthi laku” yang maksudnya teori itu harus dipraktekkan dalam perbuatan.
Prof. Gurning menyatakan, teori tanpa praktek itu hanya bagi orang yang luar biasa (genius) dan praktek tanpa teori itu hanya bagi orang yang gila.


DATA KELAS H STAIP 2011


KELAS H SEMESER IV STAIP




NO NIM NAMA ALAMAT
1 109250 Abdur Rohman Kudur, RT. 3 RW. 3 Winong Pati
2 109251 Ah. Saiful Huda Tawangharjo RT. 03 RW. 03 Wedarijaksa
3 109252 Ahmad Saifurrohim Kembang RT. 01 RW. 4 Dukuhseti
4 109253 Ali Jumain Kuwawur RT. 06 RW. 01 Sukolilo
5 109254 Anwar Hadi Wibowo Jembangan RT. 03 RW. 01 Sukolilo Pati
6 109255 Arif Rifa'an Ngurenrejo RT. 02 RW. 01 Pati
7 109258 Edi Suprapto Tanjungsari, RT. 07 RW. 02 Jakenan
8 109259 Eliza Endah Mentari Ngagel RT. 02 RW. 03 Dukuhseti
9 109260 Hamimah Sumberrejo RT. 01 RW. 06 Jaken
10 109261 Ima Mariyama Tanjungsari, RT. 02 RW. 03 Ylogowungu
11 109262 Iwan Abdul Aziz Rejosari RT. 03 RW. 06 Dawe Kudus
12 109263 Khoiru Niswatin Wedarijaksa RT. 06 RW. 04
13 109264 Lilik Handayani Blimbingrejo RT. 07 RW. 04 Jepara
14 109265 Malihatin Tegal Arum RT. 04 RW. 2 margoyoso
15 109268 Muh. Nurul Huda Ngagel RT. 04 RW. 01 Dukuhseti
16 109270 Musti'ah Hadiwarno RT. 03 RW. 04 Mejobo Kudus
17 109271 Noor Inayah Guyangan RT. 05 RW. 02 Trangkil
18 109272 Nur Asyiah Fitriani Ngepung Rojo RT. 04 RW. 01
19 109273 Nur Hayatun Wuwur RT. 05 RW. 02 Gabus
20 109274 Nur Said Bulungkulon RT. 02 RW. 07 Jekulo
21 109275 Puji Lestari Puri RT. 03 RW. 02
22 109276 Riesta Nazala Nurmaula Bulungkulon RT. 01 RW. 08
23 109277 Samsul Hidayat Langgenharjo RT. 03 RW. 02 Juwana
24 109278 Sholikatun Zahro Klakah Kasian RT. 05 RW. 05 Gembong
25 109279 Siti Maryani Sambilawang RT. 03 RW. 03 Trangkil
26 109280 Sri Atmiyati Tayu Wetan RT. 03 RW. 02 tayu
27 109281 Siti Muslikah Tawangrejo Rt. 01 RW. 03 Winong
28 109282 Suparman Bangsalrejo RT. 01 RW. 01 Wedarijaksa
29 109283 Titik Istianah Jimbaran RT. 09 RW. 02 Kayen
30 109284 Ulil Hasan Keboromo RT. 02 RW. 03 Tayu
31 109285 Uswatun Hasanah Kertomulyo RT. 01 RW. 04 Margoyoso
32 109165 Nur Khoruddin Ngagel RT. 03 RW. 04 Dukuhseti

Thursday, October 6, 2011

Kesibukan Dalam Bekerja


Kamis, 06 Oktober 201. Hari yang menurutku melelahkan, begitu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, satu per-satu (ngetik tesis, ngedit, foto copy semuannya ada). Hanya dengan kesabaran semuanya bisa terselesaikan.
Semoga apa yang saya lakukan senantiasa mendapatkan ridho oleh Allah... AMiinn


Wednesday, October 5, 2011

MAKALAH KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN



KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Media Pembelajaran
Dosen Pengampu : Abdul Aziz, M.Ag





 










Disusun oleh :
Hanif Amru Haq                     110008
Khozainun Na’imah                110081
Tumini                                     110100
Uchwatul Chasanah                110101
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
(STAIP)
JURUSAN TARBIYAH
2011




KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN


A.    PENDAHULUAN
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan terampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan karakteristiknya. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah pada pembuatan taksonomi media pendidikan/pembelajaran.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik belajar, akan sangat menunjang efisiensi da efektifitas proses dan hasil pembelajaran.

B.      RUMUSAN MASALAH
Dari pendahuluan diatas, kami membuat permasalahan :
1.      Apa saja klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli?
2.      Apa saja karakteristik media pembelajaran berdasarkan klasifikasinya, kelebihan serta kekurangannya?

C.    PEMBAHASAN
1.      Media pembelajaran diklasifikasi menurut para ahli
Tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu :
a.       Menurut Wilbur Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu: (1) liputan luas dan serentak, seperti TV, radio, dan facsimile; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan computer dan telepon.
b.      Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonsrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin bajat. Ketujuh media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut herarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan memberi umpan balik.
c.       Menurut Allen, terdapat Sembilan kelompok media, yaitu visual diam, film, televise, obyek 3 D, rekaman, pelajaran berprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Disamping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info factual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, ketrampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar.
d.      Menurut Gerlach dan Ely media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas kedelapan kelompok yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
e.       Menurut Ibrahim media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta komplek, tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi 2 D, media tanpa proyeksi 3 D, media audio, media proyeksi televise, video dan komputer.[1]

2.      Karakteristik media pembelajaran berdasarkan klasifikasinya, kelebihan serta kekurangannya
-          Kelompok Media
1.      Kelompok Kesatu
a.    Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan, penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan symbol atau gambar. Yang termasuk media grafis antara lain grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flannel, bulletin board.
-          Kelemahan media grafis
1.      Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
2.      Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa
3.      Pembuatannya mudah dan harganya murah
-          Kelemahan media grafis
1.      Membutuhkan ketrampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks
2.      Penyajian pesan hanya berupa unsur visual
b.   Media Bahan Cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing, media ini menyajikan pesan melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis-jenis media ini antara lain buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram.
-          Kelebihan media bahan cetak
1.      Dapat menyajikan informasi atau pesan dalam jumlah banyak
2.      Dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat dan kecapatan masing-masing
3.      Dapat dipelajari kapan saja dan dimana saja
4.      Perbaikan atau revisi mudah dilakukan
-          Kelemahan media bahan cetak
1.      Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama
2.      Bahan cetak yang tebal, bisa membosankan dan mematikan minat baca siswa
3.      Apabila bahannya jelek, akan mudah rusak dan sobek
c.    Media gambar diam, adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media ini adalah foto.
-          Kelebihan media gambar diam
1.      Dibanding dengan grafis, media foto lebih nyata
2.      Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari obyek yang sebenarnya
3.      Pembuatannya mudah dan harganya murah
-          Kelemahan media gambar diam
1.      Biasanya ukurannya terbatas, sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar
2.      Perbandingan yang kurang tepat dari suatu obyek, akan menimbulkan kesalahan persepsi

2.      Kelompok Kedua
a.       Media media proyeksi diam, adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksikan tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya OHP/OHT, Opaque Projector, Slide, dan film strip.
-          Kelebihan media proyeksi diam
1.      Dapat digunakan untuk menyaksikan pesan disemua ukuran ruangan kelas
2.      Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkret
3.      Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara
-          Kelemahan media proyeksi diam
1.      Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiaannya
2.      Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya
3.      Kelompok Ketiga
a.       Media Audio adalah media yang menyampaikan pesannya hanya dapat diterima oleh media pendengar. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang audiktif yang berupa kata-kata, music, dan sound effect. Jenis media ini antara lain diantaranya media audio, dan media alat perekam pita magnetif.
-          Kelebihan media audio
1.      Memiliki variasi program yang cukup banyak
2.      Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa
3.      Sangat efektif untuk pembejaran bahasa
4.      Penggandaan programnya sangat mudah
-          Kelemahan media audio
1.      Sifat komunikasinya hanya satu arah
2.      Daya jangkauannya terbatas
4.      Kelompok Keempat
a.       Media Audio Visual Diam, adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra penglihatan dan pendengaran, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide, film strip bersuara, dan halaman bersuara. Kelebihan dan kelemahan media ini tidak jauh berbeda dengan media proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek suara, pada media audio visual diam.
5.      Kelompok Kelima
a.       Film (Motion Pictures), disebut juga gambar hidup yaitu serangkaian gambar yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual bergerak karena film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya.
-          Kelebihan media film
1.      Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa
2.      Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
3.      Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
4.      Memberikan kesan yang mendalam yang dapat mempengaruhi sifat siswa
-          Kelemahan media film
1.      Harga produksinya cukup mahal
2.      Pembuatannya mmbutuhkan banyak waktu dan tenaga
3.      Memerlukan operator khusus
6.      Kelompok Keenam
a.       Televisi adalah media yang dapat menampilkan pesan secara audio visual dan gerak.
-          Kelebihan media televisi
1.      Informasi yang disampaikan lebih aktual
2.      Jangkauan penyebarannya sangat luas
3.      Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
4.      Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
-          Kelemahan media televisi
1.      Programnya tidak dapat diulang sesuai kebutuhan
2.      Sifat komunikasinya hanya satu arah
7.      Kelompok Ketujuh
a.       Multi Media merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket.
-          Kelebihan multi media
1.      Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media
2.      Dapat menghilangkan kebosanan karena media yang digunakan sangat berfariasi
-          Kelemahan multi media
1.      Biaya cukup mahal
2.      Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang professional.[2]

D.    KESIMPULAN
1.    a. Menurut Wilbur Schramm, media digolongkan menjadi media rumit,
    mahal, dan media sederhana.
b.    Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonsrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin bajat.
c.    Menurut Allen, terdapat Sembilan kelompok media, yaitu visual diam, film, televise, obyek 3 D, rekaman, pelajaran berprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan.
d.   Menurut Gerlach dan Ely media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
e.    Menurut Ibrahim media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta komplek, tidaknya alat dan perlengkapannya.
2.    a. Kelompok Kesatu; media grafis, bahan cetak dan gambar diam,
b.    Kelompok kedua; media proyeksi diam
c.    Kelompok ketiga; media audio
d.   Kelompok keempat; media audio visual
e.    Kelompok kelima; film
f.     Kelompok keenam; televisi
g.    Kelompok ketujuh; multi media


DAFTAR KEPUSTAKAAN

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2125035-klasifikasi-media-pembelajaran.html diakses Kamis, 14 April 2011 jam 09.57 WIB
Susilana, Rudi., & Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima



[1] Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2125035-klasifikasi-media-pembelajaran.html diakses Kamis, 14 April 2011 jam 09.57 WIB
[2] Rudi Susilana, M.Si & Cepi Riyana, M.Pd. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima hal. 13-22

HASIL ULANGAN QUR'AN HADITS BAB 2 KELAS 9A

 HASIL ULANGAN QUR'AN HADITS BAB 2 KELAS 9A YANG DIBAWAH 70 MENGERJAKAN LKS HALAMAN 30 NOMOR 1-5 DILAMPIRAN DIKUMPULKAN!